Kegiatan belajar mengajar dalam proses
pendidikan sangat berperan penting dalam berhasil atau tidaknya hasil yang
dicapai. Untuk mencapai output
yang baik maka ada perencanaan yang baik pula. Sebelum kita membuat perencanaan
yang baik maka kita perlu tau potensi manusia sebagai makhluk paling cerdas dan
kompleks di muka bumi itu apa saja khususnya ditinjau dari segi pendidikan.
faktor utama permasalahan dalam sistem pendidikan
nasional saat ini adalah, hanya berorientasi pada satu dimensi kecerdasan saja
yaitu kecerdasan intelektual (IQ) sedangkan dimensi kecerdasan yang lain di
marginalkan.
Anak-anak yang menonjol dalam kemampuan ini dianggap pintar akibatnya siswa
lebih cenderung menghafal dan tidak mau memahami lebih tentang apa yang
disampaikan oleh gurunya. Sedangkan anak-anak yang memiliki kelebihan dalam
seni kepemimpinan, hubungan sosial sering diabaikan atau dianggap tidak pintar.
Pandangan seperti diatas merupakan
pandangan yang sudah lama. Trobosan mutakir dalam bidang neoroseion, bidang studi kecerdasan menunjukkan bahwa IQ bukan
jaminan kesuksesan hidup. Tidak sedikit siswa dengan IQ tinggi yang sukses
dalam studi tapi kurang berhasil dalam karir pekerjaan. Untuk menapak tangga
karir, ada sejumlah unsur lain yang lebih berperan, misalnya seberapa jauh
seseorang bisa bekerja dalam tim, seberapa bisa ia menenggang perbedaan dan
seberapa baik ia berkomunikasi dan menangkap bahasa tubuh orang lain. Kemampuan
itu diperoleh dari EQ (kecerdasan emosional) dan SQ (kecerdasan spritual). Unsur
tersebut memang tidak termasuk dalam tes kemampuan saat mencari pekerjaan tapi
penting dalam menapak tangga karir. Kehidupan yang bisa dikatakan sukses dan
utuh adalah kehidupan yang memberdayakan potensi fisik, rasio, emosi dan
spiritual dalam diri kita.
Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa
kecerdasan emosi memiliki peran yang jauh lebih significant dibanding
kecerdasan intelektual (IQ). Kecerdasan otak (IQ) barulah sebatas syarat
minimal meraih keberhasilan, namun kecerdasan emosilah yang sesungguhnya
mengantarkan seseorang menuju puncak prestasi.
EQ adalah istilah yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman.
Ia menyatakan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran
rasional dan pikiran emosional. Pemikiran rasional digerakkan oleh kemampuan
intelektual (IQ), sedangkan pikiran emosional digerakkan dengan emosi (EQ).
EQ merupakan serangkaian kemampuan mengontrol dan
menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi, empati,
kecakapan sosial, kerja sama, dam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sedangkan
SQ muncul untuk melengkapi IQ dan EQ
yang ada di diri setap orang. SQ adalah kecerdasan yang berperan sebagai
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ
merupakan kecerdasan tertinggi dalam diri kita. Jadi IQ, EQ, dan SQ pada diri
setiap orang mampu secara proposional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa
raga yang penuh keseimbangan.
.
0 komentar:
Posting Komentar